Minggu, 03 November 2024

Menerima Ketika Dewasa

Takdir kadangkala jalan nya membuat terkejut. Tak pernah terbesit dalam pikiran ku jika aku akan menjadi salah satu dari seorang yang merasakan "sesuatu itu". Manusia yang sebagian hidupnya tidak luput dari rasa kurang percaya diri. Sulit mengungkapkan apa keinginannya. Bekerja dalam diam dan tenang. Lebih memilih di balik layar. Bahkan rasa integritas dan loyalitas nya belum sepenuhnya ia berikan. Ia hanya berjalan mengikuti alur. Mencoba melakukan apa yang ia bisa tentu dengan bantuan banyak rekan.

Halaman ini dipilih oleh Tuhan untuk aku yang akan memulai cerita baru. Rasa nyaman yang sudah aku bangun bertahun-tahun nyatanya harus kembali menyesuaikan dari awal. Teman berbagi tawa dengan rupa yang sama setiap harinya sepertinya kini harus berganti dengan wajah baru dan suara tawa yang baru pula. Susunan meja dan kursi yang berdempetan juga berhadapan mungkin tidak aku temukan lagi di sana. Aku masih sama, aku adalah orang yang ter-deskripsi pada paragraf pertama. Apakah bisa kau bayangkan, betapa lelah hari-hari itu aku lalui dengan pikiran yang penuh di kepala?

Apa harus aku? Mengapa harus aku? Sebanyak apapun aku bertanya dan sebanyak apapun jawaban yang aku dengar sampai saat ini belum ada yang jawaban yang bisa aku terima dengan lapang. Aku berkata "ya" artinya "aku menerima". Tapi nyatanya penerimaan di usia dewasa mengandung banyak makna. Menerima bukan berarti setuju. Menerima bukan berarti bersedia. Menerima bukan berarti bahagia. Menerima saat ini seperti keharusan "melanjutkan hidup". Bahwa ada campur tangan Tuhan yang tidak bisa aku halau dengan apapun.

Sudah sekitar 5 bulan sejak keputusan itu. Aku masih dengan orang yang sama. Yang pasti ter seok-seok mengikuti irama baru kehidupan. Mencoba bertahan di tengah guncangan badai perasaan. Ternyata benar, walau terlihat mudah, banyak hal tersembunyi yang tak bisa aku ceritakan. Aku sedang menerka apa yang aku jalani sudah benar? Arus mana yang harus aku ikuti? Apakah aku harus melawan arus?

Selamat malam, dari aku yang sedang bingung di batas ambang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar